Potret Diri Kahlil Gibran

Nama Kahlil Gibran adalah nama penulis asing yang cukup dikenal di Indonesia sejak medio 1980-an, hampir setengah abad setelah ia wafat pada 1931. Saya, sebagai sarjana yang menyusun skripsi tentang Gibran, memandang Kahlil Gibran sebagai fenomena yang tergolong anomali. Mengapa demikian?

Gibran adalah seorang penulis berkebangsaan Arab. Ia lahir di Bsharri, Lebanon pada 1883. Ia lahir sebagai anak keluarga penganut agama Kristen Maronit. Di planet ini, bangsa dan budaya Arab sangat identik dengan citra Islam, karena Arab adalah tanah tempat lahir dan berkembangnya Islam, serta Nabi umat Islam, Muhammad saw, adalah seorang Arab dan bahasa Arab adalah bahasa Al Qur’an, kitab suci umat Islam.

Gibran ialah seorang pengarang Kristen. Sementara, Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk muslim yang terbesar di dunia. Namun karyanya sangat dikagumi di Indonesia negeri dengan mayoritas penduduk beragama Islam ini.

Karya Gibran sangat laku dan terjadi booming di pasaran buku Indonesia. kalau saya tak salah, The Prophet terjual hingga sekira sepuluh juta eksemplar. Kalau saya tidak keliru, The Prophet ini diterjemahkan dalam bahasa Indonesia pertama kali oleh Bahrum Rangkuti pada tahun 1949. Maka, jelaslah bahwa masyarakat di negeri Muslim ini (Indonesia) sangat tertarik kepada karya Kahlil Gibran, seorang Kristen.

Salah satu implikasi kesuksesan karya Gibran adalah banyaknya jumlah karyanya yang diterjemahkan ke dalam banyak bahasa, termasuk bahasa-bahasa Barat.lalu, tak pelak lagi bahwa ini akhirnya memengaruhi dunia susastra dan budaya Barat. Secara tak terduga, ia pun diakui sebagaisalah seorang penulis yang memilikikontribusi besar pada Sastra Modern Barat. Misalnya kalimat : “Ask no what your country can do for you, but ask what you can do for your country”. Kalimat ini sering dikutip sebagai ungkapan Kennedy, padahal ditulis pertama kali oleh Gibran. Kenyataan adanya seorang tokoh politik Barat yang meminjam kalimat dari seorang penyair Timur adalah sebuah paradoks yang membentuk anomali ketiga ini.

Dalam karya berbahasa Inggrisnya, Gibran nampak bagai pemberi nasehat dan pengkhotbah. Dia berperan sebagai pendidik seperti pengarang zaman Pujangga Baru. Gibran bukan saja seorang pengarang yang menyusun kata dan mengarang naskah. Tidak cukup buat Gibran mengungkapkan pikiran saja. Harus juga mewujudkan pikirannya dalam kenyataan. Gibran menganggap bahwa seorang harus hidup sesuai dengan keyakinannya dan « menterjemahkan » keyakinan tersebut dalam kehidupannya. (Catatan Harian Mary Elizabeth Haskell, 18/04/1920). « Every thought I have imprisoned in expression I must free by my deeds », kata Gibran dalam Sand and Foam.

Silahkan unduh disini



Taman Sang Nabi 

 Taman Sang Nabi yang ditulis oleh Kahlil Gibran beberapa tahun sebelum meninggal, dimaksudkannya sebagai kelanjutan dan pelengkap Sang Nabi, buah penanya yang telah terbit dalam dua puluh bahasa. Wejangan mengenai kebijaksanaan yang universal dan renungan mistis yang menyusup ke segala dimensi alam besar, dijalin oleh Gibran dalam untaian kalimat yang puitis, laksana lukisan taman yang indah, damai dan hening, “Taman Sang Nabi”

Silahkan unduh disini






Sayap Sayap Patah 

 Wahai langit .... Tanyakan pada-Nya Mengapa Dia menciptakan sekeping hati ini .... Begitu rapuh dan mudah terluka .... Saat dihadapkan dengan duri-duri cinta Begitu kuat dan kokoh .... Saat berselimut cinta dan asa .... 

Mengapa Dia menciptakan rasa sayang dan rindu di dalam hati ini .... Mengisi kekosongan di dalamnya Menyisakan kegelisahan akan sosok sang kekasih Menimbulkan segudang tanya .... Menghimpun berjuta asa .... Memberikan semangat juga meninggalkan kepedihan yang tak terkira....

Mengapa Dia menciptakan kegelisahan dalam jiwa .... Menghimpit bayangan .... Menyesakkan dada.... Tak berdaya melawan gejolak yang menerpa.... 

Wahai ilalang .... Pernahkan kau merasakan rasa yang begitu menyiksa ini ? Mengapa kau hanya diam .... Katakan padaku .... Sebuah kata yang bisa meredam gejolak jiwa ini .... Sesuatu yang dibutuhkan raga ini .... Sebagai pengobat rasa sakit yang tak terkendali .... Desiran angin membuat berisik dirimu ....
Seolah ada sesuatu yang kau ucapkan padaku .... Aku tak tahu apa maksudmu .... Hanya menduga .... Bisikanmu mengatakan ada seseorang di balik bukit sana .... Menunggumu dengan setia .... Menghargai apa arti cinta .... Hati terjatuh dan terluka .... Merobek malam menoreh seribu duka .... 

Kukepakkan sayap- sayap patahku .... Mengikuti hembusan angin yang berlalu .... Menancapkan rindu .... Di sudut hati yang beku .... Dia retak, hancur bagai serpihan cermin .... Berserakan .... Sebelum hilang diterpa angin .... Sambil terduduk lemah Ku coba kembali mengais sisa hati .... Bercampur baur dengan debu .... Ingin ku rengkuh .... Ku gapai kepingan di sudut hati .... Hanya bayangan yang ku dapat .... Ia menghilang saat mentari turun dari peraduannya .... Tak sanggup kukepakkan kembali sayap ini .... Ia telah patah .... Tertusuk duri yang tajam .... Hanya bisa meratap .... Meringis .... Mencoba menggapai sebuah pegangan .... 

Unduh buku selengkapnya disini 



Sang Pralambang

 Engkau merupakan pralambang dirimu, dan menara yang kau kodratkan tak lain dan tak bukan adalah landasan sosok kebesaran pribadimu. Dan pribadimu itupun menjadi landasan pula.

Aku pun merupakan pralambang diriku, karena bayangan panjang yang menjulur ke depanku kala matahari menyingsing, akan menyatu dibawah kakiku di tengah hari. Tapi matahari yang terbit lagi akan menghamparkan bayangan lagi di depanku ; dan kembali akan mnyatu dengan diriku di siang hari.

Selamanya kita menjadi pralambang diri kita, dan demikianlah kodratnya. Apa yang kita persatukan dan menyatu akan menjadi benih bagi lahan yang belum dibajak. Kita pun lahan dan peluku, pemersatu dan yang dipersatukan.

Bila engkau adalah hasrat yang mengembara dalam kabut, aku pun hadir di sana, sebagai kabut yang berkelana. Selanjutnya kita saling mencari, dan karena hasrat kita, mimpi pun lahir. Mimpi itu mengatasi waktu, mimpi itu ruang semesta tanpa matra.

Dan bila engkau merupakan kata yang bisu pada getar bibir Hayat, aku pun hadir di situ, bersabda, dan kita pun menempuh tahun-tahun yang mendenyutkan kenangan masa lampau dan mendambakan masa depan, karena kemarin telah dibenam ajal dan esok memburu kelahiran.

Kini kita berada di tangan Tuhan. Engkau matahari di tangan kanan-Nya, dan aku bumi di tangan kiri-Nya. Namun engkau tiada lebih bercahaya daripada sinarku.

Kita, matahari dan bumi, pada hakikatnya adalah titik awal matahari yang lebih besar dan bumi yang lebih besar. Kita senantiasa merupakan titik awal.

Engkau adalah pralambang dirimu, engkau orang asing yang melewati pintu tamanku.

Dan aku pun merupakan pralambang diriku, walaupun aku duduk di bawah bayangan pohon-pohonku dan tampak tanpa gerak

Unduh buku selengkapnya disini  



Pasir dan Buih 

Pasir dan Buih, menampilkan renungan Kahlil Gibran secara puitis tentang cinta, kasih sayang, keikhlasan, kedermawanan, dan keluhuran budi. Renungan falsafinya diguah dalam untaian kalimat yang plastis, yang secara halus menimbulkan renungan pula bagi pembacanya, renungan yang menukik ke kedalaman samudera, meluas ke balik cakrawala, dan membumbung ke alam semesta.

PASIR DAN BUIH

Aku berjalan selalu di pantai ini,
Antara pasir dan buih
Air pasang bakal menghapus jejakku
Dan angin kencang menyembur hilang buih putih,
Namun lautan dan pantai akan tinggal
Abadi

Unduh buku selengkapnya disini  




Lagu Gelombang 

Haruskah seluruh nilai terabaikan
Agar kau bisa menari dan mengerti
Atau haruskah cerita itu terulang
Agar aku bisa menangis dan bernyanyi
Haruskah tarianku lebih vulgar
Agar kau bisa memahami
Atau haruskah aku berteriak
Agar kembali menjadi manusia tak tau diri
Haruskah aku berdiam diri
Agar tarianku tersembunyikan
Ataukah harus aku berontak
Agar kau bisa melihat tarianku
Haruskah aku memaksa
Agar kau merasa terdesak
Ataukah harus aku mematung
Agar kau tak merasa tersudut
Haruskah aku menghilang
Agar kau tak merasakan beban
Ataukah harus aku pergi
Agar kau tak perlu mengilangkan diri
Haruskah aku ...
Harusnya aku menyadari
Kau tak butuh nyanyian dan tangisan
Harusnya aku pahami
Kau tak ingin diberi nyanyian dan tangis
Harusnya aku mengerti
Kau tak ingin menari atau mengerti
Harusnya aku ...
Harus aku kembalikan kesadaran
Bahwa aku tak bisa untuk tidak
Bernyanyi dan menari
Harus aku tak kembalikan kesadaran
Bahwa aku tak bisa untuk tidak
Meluapkan nyanyian dan tangisan
Harus ...
Harusnya arus ini mengalir
Namun ia tak peduli
Pusarannya terlalu kuat
Melingkar-lingkar di dalam buntu
Menjambak harga dari sebuah nilai

Unduh buku selengkapnya disini  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...