Ketika serbuk sari bersatu dengan sel betina, tumbuhan terbuahi, dan berselang waktu kemudian, benih pun terbentuk. Sebutir benih berperan menjaga kelestarian jenisnya, dan masing-masing merupakan contoh kesempurnaan ciptaan Allah. Dalam Al Qur'an, Allah secara khusus mengarahkan perhatian manusia pada penciptaan benih:
Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam. Kamukah yang menumbuhkannya atau Kamikah yang menumbuhkannya. Kalau Kami kehendaki, benar-benar Kami jadikan dia kering dan hancur; maka jadilah kamu heran tercengang. (QS. Al Waaqi'ah, 56:63-65).
Parasut terkecil di dunia
Sejumlah bunga menggunakan angkutan udara untuk menyebarkan benihnya. Terdapat tumbuhan yang memiliki perangkat penyebaran benih berupa serabut-serabut halus yang menyerupai bentuk bola putih. Di bawah setiap bola putih ini terdapat sekitar seratus benih. Di dalam setiap benih telah tersedia peralatan terbang istimewa: sebuah parasut. Parasut ini sedemikian berdaya-guna sehingga hembusan angin kecil saja sudah mampu menerbangkan benih tinggi ke udara, layaknya helikopter mungil. Setiap helikopter mungil ini mengangkut sebutir benih. Ukuran benih, serta panjang dan rancangan sayapnya memperlihatkan keserasian mengagumkan.
Perangkat penerbangannya sungguh hebat. Skala, ukuran dan berat perangkat penerbangannya secara menyeluruh dirancang untuk mengangkut benih. Bahkan panjang antara benih dengan peralatan terbangnya diatur untuk menyeimbangkan titik pusat beratnya. Jika ukurannya lebih pendek atau lebih panjang, benih takkan dapat terbang.
Manusia menggunakan parasut. Ada satu hal sangat penting yang tidak boleh dilupakan: Mereka yang merancang parasut adalah orang yang memiliki pengetahuan dan kecerdasan. Bunga, pengguna parasut yang jauh lebih hebat daripada yang digunakan manusia, hanyalah sejenis tumbuhan yang tidak mempunyai kecerdasan atau kesadaran. Namun, berkat penciptaan oleh Allah yang tiada banding, tumbuhan ini membuat mekanisme terbang sempurna. Ini memperlihatkan kita pada keajaiban yang nyata. Dan keajaiban ini merupakan bukti bahwa Allah menciptakan setiap makhluk hidup di muka bumi.
Manusia menggunakan parasut. Ada satu hal sangat penting yang tidak boleh dilupakan: Mereka yang merancang parasut adalah orang yang memiliki pengetahuan dan kecerdasan. Bunga, pengguna parasut yang jauh lebih hebat daripada yang digunakan manusia, hanyalah sejenis tumbuhan yang tidak mempunyai kecerdasan atau kesadaran. Namun, berkat penciptaan oleh Allah yang tiada banding, tumbuhan ini membuat mekanisme terbang sempurna. Ini memperlihatkan kita pada keajaiban yang nyata. Dan keajaiban ini merupakan bukti bahwa Allah menciptakan setiap makhluk hidup di muka bumi.
Untuk menyebarkan benihnya, beberapa tumbuhan menggunakan cara lain lagi, misalnya ledakan. Cara ini digunakan pada penyebaran benih pada tumbuhan sejenis mentimun Mediterania. Berkat perangkat khusus ciptaan Allah, benih ini dapat tersimpan dalam ruangan bertekanan tinggi. Ketika saatnya tiba, benih ditembakkan layaknya peluru dari sebuah senapan mesin.
Tumbuhan balsam Himalaya memiliki perangkat dengan rancangan yang begitu sempurna. Sentuhan paling lembut sekali pun akan memicu mekanisme penembakan. Tenaga ledakannya begitu kuat sehingga benih tumbuhan ini dapat dilontarkan hingga 5 meter jauhnya.
Tumbuhan balsam Himalaya memiliki perangkat dengan rancangan yang begitu sempurna. Sentuhan paling lembut sekali pun akan memicu mekanisme penembakan. Tenaga ledakannya begitu kuat sehingga benih tumbuhan ini dapat dilontarkan hingga 5 meter jauhnya.
Dibayar Dengan Buah
Sebagian tumbuhan memanfaatkan semangat kerja tinggi dari semut, dan mempekerjakan mereka untuk mengangkut benih. Untuk tujuan ini, tumbuhan menawarkan semut imbalan istimewa. Di ujung benihnya, tumbuhan meletakkan sejenis makanan yang khusus disukai semut. Jika berada di udara terbuka, benih ini akan dimakan burung atau hewan melata. Untuk bertahan hidup dan berkecambah, benih harus masuk ke dalam tanah secepatnya. Pada saat inilah semut muncul dan membawa benih tersebut ke sarangnya di bawah tanah.
Semut memakan makanan khusus yang diletakkan untuk mereka di ujung benih. Tapi semut tidak memerlukan benih itu sendiri. Jadilah benih ini menemukan tempatnya di bawah tanah yang memungkinkannya berkecambah dengan tenang.
Pohon buah mengikuti cara serupa. Pohon buah menggunakan manusia dan hewan untuk mengangkut benihnya, dan membayar pengangkutan benih dengan buahnya. Ketika benih matang, daging buah yang menutupinya berubah warna serta menjadi manis dan lezat. Dengan cara ini, buah sebenarnya menawarkan dirinya sendiri agar manusia atau binatang mau memetiknya. Hewan seperti monyet dan burung menyukai penampakan buah ini, dan tahu bahwa ini berarti jamuan lezat bagi mereka.
Pohon buah mengikuti cara serupa. Pohon buah menggunakan manusia dan hewan untuk mengangkut benihnya, dan membayar pengangkutan benih dengan buahnya. Ketika benih matang, daging buah yang menutupinya berubah warna serta menjadi manis dan lezat. Dengan cara ini, buah sebenarnya menawarkan dirinya sendiri agar manusia atau binatang mau memetiknya. Hewan seperti monyet dan burung menyukai penampakan buah ini, dan tahu bahwa ini berarti jamuan lezat bagi mereka.
Sampai di sini, mari kita merenung sekali lagi: Dengan tanah kotor, air dan sinar matahari, pohon menghasilkan buah yang lezat. Pohon buah menghasilkan gizi penting bagi manusia dan binatang seakan memahami anatomi tubuh keduanya. Pohon buah membuat makanan bergizi ini dengan memperhitungkan rancangan tertentu yang memastikan penyebaran benihnya. Tapi kita mesti ingat bahwa pohon tersusun dari kayu, akar, dan daun. Pohon tidak berkemampuan untuk berpikir dan menalar. Pepohonan tanpa kecerdasan dan kesadaran, tapi mampu menghasilkan makanan lezat sekaligus bergizi bagi manusia dan binatang, menjadi bukti akan keberadaan Allah. Allah-lah yang mencipta tetumbuhan dan menjadikannya bermanfaat untuk manusia. Dalam satu ayat Al Qur'an, Allah berfirman:
Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman. (QS. Al An'aam, 6:99)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar