Joha dan anaknya mempunyai sifat yang bertolak belakang. Setiap bapaknya menyuruh mengerjakan sesuatu, anaknya pasti menolak sambil berkata:”Apa kata orang nanti kalau aku melakukan hal itu”. Karena kesal Joha berencana untuk memberikan pelajaran kepada anaknya. Ia ingin memberi pelajaran pada anaknya yang selalu memperhatikan tanggapan orang terhadap dirinya dalam mengerjakan segala sesuatu, ia takut tindakannya tidak akan disukai orang lain. Ia selalu berusaha mengikuti kehendak dan saran orang lain, padahal keinginan masyarakat dan orang lain adalah sesuatu yang tidak diketahui batasnya.
Untuk itu pada suatu hari ia mengajak anaknya untuk bepergian. Ia pun mengendarai keledai, sementara anaknya disuruh untuk berjalan disampingnya. Selang beberapa lama keduanya bertemu dengan sekelompok wanita yang langsung berteriak demi melihat Joha dan anaknya itu. Mereka berkata:” Bapak macam apakau, enak enaknya kau menaiki keledai, sementara anakmu yang masih kecil kau suruh berjalan kaki mengikuti keledaimu”.
Mendengar itu kemudian Joha turun dari keledainya dan menyuruh anaknya untuk ganti menaiki keledai tersebut. Selang berapa lama kemudian keduanya melewati beberapa orang tua yang sedang duduk duduk dipinggir jalan. Mereka memperhatikan Joha dengan keledainya, salah seorang mereka berkata:”Hai Joha, bagaimana engkau mengajar etika dan sopan santun pada anakmu, masakan engkau yang sudah tua dan lemah harus berjalan sementara anakmu yang masih muda dan kuat enak-enak duduk diatas keledainya”.
Untuk itu pada suatu hari ia mengajak anaknya untuk bepergian. Ia pun mengendarai keledai, sementara anaknya disuruh untuk berjalan disampingnya. Selang beberapa lama keduanya bertemu dengan sekelompok wanita yang langsung berteriak demi melihat Joha dan anaknya itu. Mereka berkata:” Bapak macam apakau, enak enaknya kau menaiki keledai, sementara anakmu yang masih kecil kau suruh berjalan kaki mengikuti keledaimu”.
Mendengar itu kemudian Joha turun dari keledainya dan menyuruh anaknya untuk ganti menaiki keledai tersebut. Selang berapa lama kemudian keduanya melewati beberapa orang tua yang sedang duduk duduk dipinggir jalan. Mereka memperhatikan Joha dengan keledainya, salah seorang mereka berkata:”Hai Joha, bagaimana engkau mengajar etika dan sopan santun pada anakmu, masakan engkau yang sudah tua dan lemah harus berjalan sementara anakmu yang masih muda dan kuat enak-enak duduk diatas keledainya”.
Joha pun menoleh pada anaknya dan berkata: “ Kau dengar itu, apa yang dikatakan mereka”. Kemudian merekapun sepakat untuk bersama sama menaiki keledai itu berdua. Selang bertapa lama mereka bertemu dengan sekelompok orang yang merasa kasihan melihat keledai itu , merekapun berteriak teriak sambil berkata:” Tidakkah kalian takut pada Allah menaiki binatang yang kurus dan lemah itu berdua, padahal berat kalian berdua melebihi berat keledai itu”
Joha pun turun dari keledai itu demikian pula anaknya, kemudian ia berkata:”Tidakkah engkau dengar apa yang dikiatakanh mereka?”. Kemudian Joha mengajak anaknya untuk berjalan bersama sama sambil menuntun keledai itu, tanpaq dinaiki agar tidak ada lagi orang yang mengomentari macam macam. Selang berapa lama kemduian mereka bertemu dengan sekelompok orang yang meng-olok olok mereka dan berkata:” Bagaimana kalian ini , keledai ini masih sehat dan layak dinaiki, mengapa kalian tidak menaikinya saja , sehingga tidak capek dijalan”.
Mendengar ejekan itu Joha kemudian pergi menuju sebuah pohon dan memotong dahan yang cukup besar. Setelah itu ia mengikat keledainya dan memasukan potongan dahan itu kedalam ikatan untuk mengangkat dan memikul keledainya. Ia bersama anaknya melanjutkan perjalanan dengan memikul keledai tersebut. Selang beberapa lama mereka diteriaki orang banyak yang menganggap mereka tidak waras. Kemudian polisi datang dan menggiring Joha beserta anaknya kerumah sakit jiwa. Sesampainya disana Joha menjelaskan bahwa ia bermaksud member pelajaran kepada anaknya dan ia berkata pada anaknya:”Anakku demikianlah akibat dari mendengarkan pendapat orang tentang apa yang kita lakukan, sementara pendapat mereka berbeda beda. Kita tidak bisa melakukan sesuatu hanya untuk menyenangkan mereka , karena pasti ada yang tidak setuju .
Pelajaran yang dapat diambil:
Lakukanlah pekerjaan berdasarkan pengetahuan dan ilmu yang diyakini, pendapat dan saran orang lain hanya sebagai masukan dan bahan pertimbangan, tidak mutlak harus diikuti. Kita tidak mungkin mengikuti kemauan semua orang , karena pendapat dan keinginan mereka berbeda satu dengan lainnya.Allah tidak akan menuntut pertanggungan jawab dari seseorang atas pendapat orang lain , tapi Allah akan menuntut pertanggungan jawab atas pendapat dan pemikiran mereka masing masing. Allah mengingatkan ini dalam firmanNya pada surat Al Israak ayat 36
Joha pun turun dari keledai itu demikian pula anaknya, kemudian ia berkata:”Tidakkah engkau dengar apa yang dikiatakanh mereka?”. Kemudian Joha mengajak anaknya untuk berjalan bersama sama sambil menuntun keledai itu, tanpaq dinaiki agar tidak ada lagi orang yang mengomentari macam macam. Selang berapa lama kemduian mereka bertemu dengan sekelompok orang yang meng-olok olok mereka dan berkata:” Bagaimana kalian ini , keledai ini masih sehat dan layak dinaiki, mengapa kalian tidak menaikinya saja , sehingga tidak capek dijalan”.
Mendengar ejekan itu Joha kemudian pergi menuju sebuah pohon dan memotong dahan yang cukup besar. Setelah itu ia mengikat keledainya dan memasukan potongan dahan itu kedalam ikatan untuk mengangkat dan memikul keledainya. Ia bersama anaknya melanjutkan perjalanan dengan memikul keledai tersebut. Selang beberapa lama mereka diteriaki orang banyak yang menganggap mereka tidak waras. Kemudian polisi datang dan menggiring Joha beserta anaknya kerumah sakit jiwa. Sesampainya disana Joha menjelaskan bahwa ia bermaksud member pelajaran kepada anaknya dan ia berkata pada anaknya:”Anakku demikianlah akibat dari mendengarkan pendapat orang tentang apa yang kita lakukan, sementara pendapat mereka berbeda beda. Kita tidak bisa melakukan sesuatu hanya untuk menyenangkan mereka , karena pasti ada yang tidak setuju .
Pelajaran yang dapat diambil:
Lakukanlah pekerjaan berdasarkan pengetahuan dan ilmu yang diyakini, pendapat dan saran orang lain hanya sebagai masukan dan bahan pertimbangan, tidak mutlak harus diikuti. Kita tidak mungkin mengikuti kemauan semua orang , karena pendapat dan keinginan mereka berbeda satu dengan lainnya.Allah tidak akan menuntut pertanggungan jawab dari seseorang atas pendapat orang lain , tapi Allah akan menuntut pertanggungan jawab atas pendapat dan pemikiran mereka masing masing. Allah mengingatkan ini dalam firmanNya pada surat Al Israak ayat 36
36- Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (Al Israak 36)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar