Apakah jagat raya yang mahaluas ini memiliki permulaan? Pertanyaan ini telah mendorong manusia mencari jawabannya selama ratusan tahun. Mereka yang memahami kenyataan bahwa jagat raya memiliki Pencipta, juga percaya bahwa jagat raya memiliki permulaan, yakni saat diciptakannya jagat raya tersebut. Tapi sebagian orang menolak keberadaan Pencipta, karenanya mereka menyatakan bahwa alam semesta tidak memiliki permulaan. Dengan kata lain, mereka meyakini bahwa jagat raya telah ada sejak dahulu kala dan akan terus ada selamanya.
Namun, kemajuan ilmu pengetahuan masa kini dengan jelas membuktikan bahwa mereka telah keliru. Sejumlah penjelasan tentang asal mula alam semesta telah dikemukakan sejumlah kalangan. Namun saat ini seluruh masyarakat ilmiah telah menyepakati satu hal berkenaan dengan permasalahan ini. Satu penemuan ilmiah terbaru telah berhasil menjelaskan permasalahan ini.
Pada tahun 1929, Edwin Hubble menemukan bahwa alam semesta terus menerus mengembang. Bermula dari fakta tersebut, para ilmuwan merumuskan satu hipotesis penting: jika perjalanan waktu pada alam semesta yang mengembang ini dimundurkan, maka seluruh alam semesta dapat dianggap sebagai sistem yang sedang mengkerut, seperti bintang raksasa yang semakin lama semakin mengecil. Kesimpulan yang tak terhindarkan adalah, alam semesta yang semakin mengecil seiring perjalanan waktu yang dimundurkan, pada akhirnya pastilah berasal dari satu titik tunggal. Dengan kata lain, alam semesta terbentuk dengan mengembangnya titik tunggal tersebut melalui suatu ledakan raksasa. Singkatnya, jagat raya yang kita huni memiliki permulaan. Jika demikian, siapakah yang menciptakan jagat raya? Yang jelas, mustahil jagat raya itu sendiri yang memunculkan dirinya sendiri. Sebab jagat raya bukanlah sesuatu yang memiliki kecerdasan, kesadaran, dan kehendak untuk memunculkan wujudnya sendiri.
Ini tak lain berarti bahwa jagat raya diciptakan oleh Pencipta yang Mahaperkasa. Pencipta Mahaperkasa ini adalah Allah Yang Maha-agung. Dia-lah satu-satunya keberadaan yang ada sebelum diciptakannya makhluk hidup, planet, galaksi, seluruh alam semesta, dan bahkan waktu itu sendiri. Sebab, Dia-lah Yang Mahaawal.
Namun, kemajuan ilmu pengetahuan masa kini dengan jelas membuktikan bahwa mereka telah keliru. Sejumlah penjelasan tentang asal mula alam semesta telah dikemukakan sejumlah kalangan. Namun saat ini seluruh masyarakat ilmiah telah menyepakati satu hal berkenaan dengan permasalahan ini. Satu penemuan ilmiah terbaru telah berhasil menjelaskan permasalahan ini.
Pada tahun 1929, Edwin Hubble menemukan bahwa alam semesta terus menerus mengembang. Bermula dari fakta tersebut, para ilmuwan merumuskan satu hipotesis penting: jika perjalanan waktu pada alam semesta yang mengembang ini dimundurkan, maka seluruh alam semesta dapat dianggap sebagai sistem yang sedang mengkerut, seperti bintang raksasa yang semakin lama semakin mengecil. Kesimpulan yang tak terhindarkan adalah, alam semesta yang semakin mengecil seiring perjalanan waktu yang dimundurkan, pada akhirnya pastilah berasal dari satu titik tunggal. Dengan kata lain, alam semesta terbentuk dengan mengembangnya titik tunggal tersebut melalui suatu ledakan raksasa. Singkatnya, jagat raya yang kita huni memiliki permulaan. Jika demikian, siapakah yang menciptakan jagat raya? Yang jelas, mustahil jagat raya itu sendiri yang memunculkan dirinya sendiri. Sebab jagat raya bukanlah sesuatu yang memiliki kecerdasan, kesadaran, dan kehendak untuk memunculkan wujudnya sendiri.
Ini tak lain berarti bahwa jagat raya diciptakan oleh Pencipta yang Mahaperkasa. Pencipta Mahaperkasa ini adalah Allah Yang Maha-agung. Dia-lah satu-satunya keberadaan yang ada sebelum diciptakannya makhluk hidup, planet, galaksi, seluruh alam semesta, dan bahkan waktu itu sendiri. Sebab, Dia-lah Yang Mahaawal.
Dia-lah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al Hadiid, 57:3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar